Ternyata Ada 5 Persamaan Antara Lari Marathon & Perjuangan Menemukan Pasangan

Link

“Ketika mencari pasangan, kita harus punya pesimisme jangka pendek, namun optimisme jangka panjang. ” – Evan Marc Katz

RulaWoman yang hobi lari pasti lagi siap-siap ikutan Bali Marathon, kan?! Tahu nggak, ternyata ada beberapa hal yang bisa kita ambil dari pertarungan di lomba lari marathon untuk menemani kita dalam perjuangan menemukan pasangan.

Fioney Sofyan, salah satu pelari marathon yang sudah tiga kali mengikuti lomba half-marathon 21 km di Bali (2 kali) dan di Singapura (1 kali), berbagi 5 hal tentang pengalamannya mengikuti lari marathon. Ternyata banyak yang bisa diaplikasikan dalam perjuangan menemukan pasangan!

  1. Latihan Ketahanan Mental

 

Dua puluh satu kilometer adalah jarak yang panjang, dan menurut Fioney, lari marathon adalah sesuatu yang bukan hanya menguji ketahanan fisik tapi juga ketahanan mental. It’s an endurance game. Mampukah kita tetap komitmen untuk sampai ke garis finish dan tidak menyerah?

Mencari pasangan bahkan membutuhkan lebih banyak lagi ketahanan mental karena setidaknya, di marathon, kamu bisa mengetahui sedang ada di kilometer berapa dirimu saat ini, dan juga seberapa jauh lagi jarak yang harus kamu tempuh. Namun ketika dalam perjalanan mencari orang yang tepat, tidak ada yang tahu kapan kita akan menemukannya.  It’s even more of an endurance game. Maka, dibutuhkan lebih besar lagi komitmen mental untuk tidak menyerah dan terus berjalan.

Ada saran dari Evan Marc Katz, salah satu online dating advisor. Dia bilang, ketika mencari pasangan, kita harus punya pesimisme jangka pendek, namun optimisme jangka panjang. Pesimisme jangka pendek maksudnya, kita menyadari bahwa orang yang kita temui saat ini mungkin belum bisa menjadi yang paling pas, atau bahwa menemukan orang yang pas mungkin membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha dari yang kita perkirakan. Optimisme jangka panjang maksudnya, kita tetap yakin pasti akan bisa menemukan orang yang tepat itu, walau pun mungkin kita harus menunggu sebentar dan menjalani berbagai prosesnya dulu.

  1. 5 Kilometer Terakhir Adalah Yang Paling Berat

 

Dalam menjalani lomba marathon, 5-10 kilometer pertama adalah yang paling ringan. Kilometer-kilometer terakhir justru biasanya sangat menguji mental Fioney.

“5 kilometer terakhir adalah yang paling berat. Biasanya, saya mulai mempertanyakan diri saya. Kenapa saya melakukan ini? Saya merasa harus berjuang melawan diri saya sendiri. Banyak yang menyebabkan kita menyerah dan tidak meneruskan sampai ke garis finish. I’m starting to feel like I’m making a fool of myself. Saya kayak orang bodoh, mau ngapain sih? Is this even worth it?” cerita Fioney.

Nah, biasanya, hal yang sama juga terjadi kita mencari pasangan. Setelah sekian lama menjalani pencarian, kita mulai terasa berat untuk terus mencari. Kita merasa “perlu” bersahabat dengan ide “menyerah” dan mempertanyakan diri kita, seperti misalnya: “is marriage even worth it?”. Atau malah jadinya, mempertanyakan arti diri kita dan merasa tidak cukup menarik. “Mungkin saya memang tidak cocok untuk pernikahan.”

Ada satu orang teman saya, yang ketika usianya sudah mendekati usia 30 dan tidak juga menemukan jodohnya, ia memutuskan untuk membeli rumah sendiri bersama dengan kakaknya. Dia sudah bersiap-siap kalau memang harus hidup sendiri. “I thought I was never going to meet and marry anyone.” Apa yang terjadi? Ketika rumah sudah terbeli, jodohnya akhirnya datang dan ia pun tidak jadi tinggal di rumah tersebut.

Di lima kilometer terakhir ini, yang paling membantu Fioney adalah melawan pikirannya sendiri. Dia tahu bahwa jika dia bisa menaklukkan tantangan ini, maka dia memperoleh self-reserve yang membuatnya benar-benar merasa mampu melakukan hal-hal lainnya dalam hidup.

Yuk, jalankan dalam pencarian pasangan yang tepat untuk kita. Lawan pikiran-pikiran negatif yang kita miliki, dan ingat kenapa kamu ingin menemukan pasangan yang tepat. Manfaat apa yang bisa kamu dapatkan dengan menjalani hidup bersama pasangan? Misalnya, bisa menjalani kehidupan pernikahan dan selalu mempunyai teman yang mendampingi dalam senang dan sulit, belajar mengasah sensitivitas karena harus lebih peduli dengan perasaan orang lain, menjadi dewasa dengan memegang teguh tanggungjawab dan komitmen, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Inget-inget terus manfaat hidup berdampingan dengan pasangan ya, sampai akhirnya benar-benar terwujud.

 

  1. Perjalanan Yang Emosional

 

Dalam pengalamannya menyelesaikan lomba marathon, Fioney mengungkapkan bahwa it’s a very emotional thing. “Kadang-kadang ada yang jadi lebih relijius, jadi berdoa sama Tuhan, karena memang sangat sulit sekali ketika sedang di kompetisi, untuk maju terus sampai garis finish.Nggak semua orang bisa maju terus menyelesaikan. Banyak yang menyerah di jalan. Kita jadi bertanya-tanya, apa sih tujuannya, apa yang kita cari disini?” ungkapnya.

RulaWoman yang sudah melakukan perjalanan mencari pasangan pasti juga bisa merasakan perasaan tersebut. It can feel so tiring emotionally. Mencari pasangan juga bisa membuat kita jadi lebih relijius, berdoa lebih sering dengan Tuhan, dan juga banyak yang menyerah di jalan, dengan memilih melakukan hal-hal yang “jalan pintas.”

Mengerti bahwa mencari pasangan adalah perjalanan yang emosional berarti mempersiapkan diri kita untuk terus berjalan walaupun merasa down. Kuncinya, kita harus terus ingat apa tujuan yang ingin kita wujudkan dalam mencari pasangan yang tepat. Bukan hanya sekedar punya pasangan tentunya, tetapi karena kita memerlukan kehadirannya dan dukungannya dalam memenuhi visi hidup yang kita miliki. So, ketika kita menjadi emosional dan dilanda keinginan untuk hanya fokus di hal-hal yang gampang dan merupakan zona nyaman kita seperti karir, pertemanan, hobi, dan minat kita, kita tidak terlena dan tetap meluangkan waktu, usaha, dan pikiran untuk mencari orang yang tepat. Sesungguhnya, inilah arti sabar yang sebenarnya. Bukan pasrah saja, tapi komitmen untuk terus berjalan walaupun terasa sulit.

  1. Menyeimbangkan Antara Mendorong Diri Tanpa Menyakiti Dirimu

 

Dalam menjalani kompetisi marathon Fioney terkadang harus membuat keputusan antara terus mendorong dirinya atau mencegah dari menyakiti dirinya sendiri.  Garis selesai masih jauh, namun badan dan pikiran mulai terasa sakit. Haruskah kita istirahat sekarang atau istirahat sedikit di depan lagi? Kemampuan mengenali dirimu sendiri adalah kunci mengambil keputusan yang terbaik. Baik ketika berlari marathon ataupun ketika mencari pasangan.

Perjuangan mencari pasangan yang tepat akan terus dihinggapi momen-momen seperti ini. Setiap Rula Woman pasti mempunyai gambaran ideal lelaki yang diinginkan. Kalau belum punya gambaran, hmmm mungkin inilah sebabnya kamu masih belum ketemu yang pas. Mungkin inilah saatnya kamu mulai menanyakan dirimu dan menentukan. Karena nggak mungkin kamu hanya go with the flow saja terserah siapa yang di depanmu kan?

Kalau sudah punya gambaran yang ideal, namun yang di depan kamu ada yang masih belum sesuai, kamu harus menentukan pilihan apakah mau terus mencari yang lebih baik, ataukah sebenarnya lelaki yang yang ada di depanmu ini sudah sangat baik dan tepat untukmu, walaupun mungkin tidak semuanya sesuai dengan gambaran ideal yang kamu inginkan. Push yourself to wait for the best man, but don’t hurt yourself by blocking perfectly good men just because he’s not your ideal picture.

  1. Semakin Bagus Persiapan Yang Kita Jalani, Semakin Bagus Juga Hasil Hubungan Kita

 

Berlatih untuk half-marathon membutuhkan waktu yang lama. Mulai dengan berlari 5-10 kilometer dengan teman-teman, sedikit demi sedikit, sampai kemudian kita siap menjalani lari jarak jauh. Semakin lama waktu yang kita punya, maka semakin banyak kesempatan kita untuk menajamkan kemampuan dan kekuatan mental kita.

Think positive ya RulaWoman, semakin lama kita menunggu orang yang tepat, semakin lama juga kita punya waktu untuk mempersiapkan diri sebagai pasangan yang baik untuknya dan memperbaiki kualitas diri kita. Lelaki yang tepat itu pantas mendapatkan yang terbaik dari dirimu. Dan juga, semakin baik kualitas dirimu, semakin baik juga kualitas lelaki yang akan siap untuk mendampingimu. Kalau memang lelaki idealmu masih jauh dari yang saat ini ada di depan mata, jangan lantas menegosiasikan kriteria idealmu.Juga, jangan berhenti memperbaiki diri, menyesuaikan diri kita dengan visi lelaki idaman kita, supaya lelaki yang kita idam-idamkan pun akhirnya bisa tertarik dengan kualitas kita.

Fioney juga mengungkapkan, bahwa dia tidak akan pernah bisa menyelesaikan lomba tanpa dukungan dari teman-temannya, yang senantiasa mendampinginya pada saat latihan dan saling memberikan dukungan. Teman-teman pelarinya adalah yang selalu menyemangatinya dan mengerti tujuan yang ingin ia capai.  Cari teman yang bisa menyemangati kamu, mendampingi kamu dalam pencarian dan mengerti tujuan yang ingin kamu capai bersama pasangan yang tepat. Kamu akan lebih enjoy menjalaninya.

 

Nah, buat kamu yang masih dalam pencarian, yuk saling menyemangati di kolom komentar di bawah!