7 Aturan Karir Dari Tax Advisor Di Big 4 Kantor Akuntan Publik

Link 

7 Aturan Karir dari Tax Advisor di Big 4 Kantor Akuntan Publik

 

Apakah di antara RulaWoman ada yang berniat berkarir di kantor akuntan publik  (KAP) Big 4 yaitu Ernst & Young, Deloitte, KPMG, dan PriceWaterhouseCooper? Nah, kali ini, RULA akan berbagi cerita dari Jessica Yuniarti Suryadi (30), seorang Senior Consultant di Tax Advisory Department di salah satu KAP Big 4 tersebut.

Berkarir di perusahaan Big 4 memerlukan ketahanan mental tersendiri, karena banyaknya load pekerjaan, lamanya waktu kerja yang harus didedikasikan, ekspektasi yang tinggi dari berbagai pihak, dan variasi kasus pekerjaan yang dihadapi hingga selalu menuntut kita untuk terus belajar. Namun, semuanya sebanding dengan kompensasi yang diterima dan banyaknya kesempatan untuk mengembangkan diri serta mengerjakan project yang sangat merangsang kemampuan intelektual kita.

Selain untuk RulaWoman yang memang secara spesifik ingin berkarir ke arah yang sama, 7 tips karir ini juga bisa diaplikasikan di industri manapun yang ingin kamu masuki, jika kamu sama-sama ingin untuk bermain di big league dalam bidangmu.

Rule #1: Be Flexible!

Jessica lulus dari Taylor’s College di Subang Jaya, Malaysia, dengan gelar Bachelor (Hons) of Accounting & Finance pada tahun 2010.

Setelah lulus, hanya perlu waktu 2 bulan sebelum Jessica mendapatkan pekerjaan pertamanya di perusahaan Big 4 yang pertama. Ia memang ingin bergabung dan secara spesifik mengincar kesempatan meniti karir di firma-firma Big 4.

“Sebelumnya, saya memang melamar di Audit. Namun ternyata bagian Tax yang  memanggil saya. Dari pertama, saya jujur saja. Saya bilang, saya tidak mengerti prinsip perpajakan di Indonesia, apakah Anda yakin bahwa saya bisa bekerja disini? Dan waktu itu, Senior Manager Tax Advisory saya berkata, semua yang bekerja di perusahaan ini akan di training dulu, sehingga saya tertarik dengan investasi mereka ke pegawai-pegawai baru.”

Jessica akhirnya memutuskan untuk bergabung walaupun sebenarnya ia melamar di bidang Audit dan sangat buta masalah perpajakan. Untungnya, ia siap belajar hal baru dan memulai dari nol. Kesempatan yang ada di depan mata memang kadang menuntut kita untuk melakukan hal tersebut. Jangan biarkan kesempatan lewat begitu saja karena kita kurang fleksibel dalam menggapai keinginan kita ya, RulaWoman.

 

Rule #2: Be Prepared!

Jessica melewati beberapa tahapan wawancara untuk bisa mendapatkan pekerjaannya. Mulai dari tes teknis pengetahuan akuntansi, tes bahasa Inggris, membuat surat elektronik dalam bahasa Inggris, dan wawancara dengan user (pada waktu itu, Senior Manager di departemennya). Sarannya untuk kamu yang ingin mengikuti jejaknya, selain perbanyak latihan dan perbagus teknis akuntansi, pastikan juga kamu mempertajam skill analisa (analytical thinking) dan business English skills. Karena, akan banyak sekali komunikasi lewat email yang harus kamu lakukan dengan bahasa Inggris di pekerjaan ini!

Rule #3: Be Hungry of New Knowledge, Know How to Find Information

Gelar (Hons) yang dimiliki Jessica seperti disebutkan di atas, mengindikasikan bahwa dirinya telah menyelesaikan program Honours ketika kuliah, yaitu melalui pembuatan thesis atau research project.

Selama mengerjakan thesis tersebut, pengalaman paling berharga yang ia alami adalah membiasakan diri membaca jurnal untuk mencari informasi dan mengevaluasi jurnal mana saja yang bisa dipakai sebagai sumber informasi terpercaya.  Skill mencari informasi dan mengevaluasi informasi yang didapatnya ini ternyata masih sangat terpakai di pekerjaannya saat ini.

Jessica mengaku, pengetahuan yang luas dan kebiasan untuk mengupdate diri dengan peraturan-peraturan terbaru dan membaca berita terkait perpajakan dan bisnis secara umum, membuat dia mendapatkan nilai plus di mata manajer sehingga ia sudah empat kali dipromosikan sepanjang berkarir selama 5 tahun di dunia ini.

Rule #4: Skill Komunikasi Tidak Kalah Penting

Pekerjaan sebagai tax consultant tentu saja menuntut keahlian teknis yang kuat. Namun, bukan berarti soft skills seperti kemampuan untuk menyampaikan hasil analisa dengan jelas, runut, dan mudah dimengerti tidak diperlukan. Justru, hal tersebut juga berperan besar dalam kesuksesan seseorang untuk mendapatkan promosi dan career advancement di bidang ini.  Jadi tidak hanya perlu punya pengetahuan yang luas, namun kemampuan yang baik dalam berkomunikasi pun sangat diperlukan juga.

Rule #5: Semakin tinggi jabatan, semakin perlu skill mendapatkan klien

Semakin tinggi jabatan kamu di perusahaan, semakin kamu dituntut untuk bisa mendapatkan klien baru untuk perusahaan. Maka, kalau ingin terus melaju dalam karir di Big 4, pastikan kamu melatih skill selling, marketing, dan semua ilmu yang berhubungan untuk mendapatkan klien-klien baru yang bisa mengembangkan perusahaan kamu.

Rule #6: When It Gets too Overwhelming, Consider it A Blessing

Inilah trik Jessica saat harus melakukan hal-hal yang sangat challenging. Buat Jessica, hal yang sangat challenging itu adalah justru paling potensial menjadi the most rewarding part of being in her job. So inspiring ya?

Salah satu tugas yang harus ia lakukan adalah membantu pemeriksaan pajak saat terjadi wajib pajak kelebihan bayar dan mereka meminta refund. Pada saat itu, ia pun harus turun tangan berhubungan dengan Dinas Pajak di pemerintahan. Mereka meminta data dengan deadline yang sangat sempit namun data yang diminta sangat detail dan robust.

Ia jadi tahu Dinas Pajak sedetail apa memerlukan informasi. Ia juga harus belajar time management yang baik, karena sempitnya deadline. Cara penyampaian dan komunikasi pun harus dilakukan dengan se-profesional mungkin dengan pihak yang harus ia hadapi. Ia juga belajar menajamkan interpersonal skills karena ia harus pintar meyakinkan orang dari Dinas Pajak.

Ketika ia bisa menangani pekerjaan tersebut dengan baik, ia merasa hal itu adalah salah satu hal yang paling rewarding untuknya dalam pekerjaannya.

Rule #7: Nyamanlah Melakukan & Belajar Banyak Hal dalam Satu Waktu

Dalam menjalani keseharian tugasnya, Jessica harus berhadapan dengan kasus-kasus pajak internasional seperti kasus transfer pricing (singkatnya, jika sebuah perusahaan multinasional mempunyai cabang di banyak negara dan menjual jasa atau barang, ia harus mempunyai harga jual yang wajar yang sesuai dengan standar di negara masing-masing cabang tersebut, dan tidak memanfaatkan ketentuan pajak masing-masing negara yang berbeda untuk kepentingan perusahaan) dan restructuring (misalnya sebuah perusahaan di Amerika Serikat ingin memindahkan bagian manufacturingnya ke Indonesia atau Vietnam, bagaimana dampak perpajakannya?) berikut analisa implikasinya untuk perpajakan, dan memberikan analisa Tax Efficient Supply Chain Management (TESCM) untuk perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu negara dalam supply chainnya. Industri yang ia tangani termasuk otomotif, komoditas, FMCG, dan mining. Sebulan ia bisa menghadapi sekitar 5-6 project atau bahkan lebih, dan timeline satu project biasanya hanya sekitar 2 bulan.

Di divisi ini, ia dituntut untuk belajar secara keseluruhan cara kerja satu industri tersebut. Ia sering harus pulang jam 10 malam, dengan jam kerja yang dimulai jam 9 pagi. Ia juga harus paham sedikit banyak aturan tax berbagai negara karena harus bisa membandingkan.

Setiap bulan, ia melakukan upgrade pengetahuan diri dengan program Monthly Tax Update yang ada di kantornya untuk mengetahui perubahan peraturan-peraturan pajak.

Untungnya, Jess merasa nyaman menghadapi banyak hal sekaligus dan komitmen dalam menjalani tugasnya. Ia juga senang belajar hal baru dan merasa hal tersebut bukanlah beban pekerjaan, tetapi merupakan salah satu aspek dalam pekerjaannya yang paling ia sukai.

 

Nah, bagaimana RulaWoman? Siap merintis karir di Big 4? Untuk kamu yang siap, pastinya karir ini akan memberikan kamu tantangan dan reward tersendiri, seperti yang sudah dijelaskan oleh Jessica di atas. Go chase your dream, RulaWoman!