
Link to articles at Rula.co.id
11 Tips Memimpin Bisnis dari Pemilik Biro Jodoh #1 di Asia Tenggara
Violet Lim, wanita Asia pertama yang menerima sertifikat pendidikan dari Matchmaking Institute, New York, Amerika Serikat, adalah CEO dan Co-Founder dari Lunch Actually Group.
Lunch Actually Group adalah biro jodoh pertama dan terbesar di Asia Tenggara, dengan produk-produknya termasuk Lunch Actually, biro jodoh offline premium yang mengatur kencan saat makan siang untuk para anggotanya, yang sudah ada di Singapura, Kuala Lumpur, Penang, Hong Kong, Bangkok, dan sekarang, Jakarta. Selain itu, Lunch Actually Group juga pemilik eSynchrony.com, sebuah situs dengan konsep hybrid (campuran) yang menyatukan online dan offline dating, Lunch Actually Academy, perusahaan coaching untuk dating dan pembentukan image, serta telah menciptakan LunchClicks, sebuah dating app di Singapura.
Bermula dari rasa kebingungan melihat teman-temannya di Singapura yang single namun tidak sempat berkencan dengan siapa-siapa karena begitu sibuknya dalam pekerjaan yang menuntut mereka menghabiskan waktu yang banyak di kantor, kini perempuan berusia 36 tahun ini sudah mempunyai 200 staff di perusahaannya dan sejak tahun 2012, perusahaannya terus menerus mengalami kenaikan dalam angka penghasilan grup (revenue), dari 30 sampai 50 persen.
Dengan pengalaman membangun bisnis ini selama 12 tahun dengan 85 % tingkat kepuasan pelanggan dan kesuksesan mengadakan 63,000 kencan yang tidak sedikit juga di antaranya berakhir di pelaminan, Violet sepertinya tahu apa yang dia lakukan. RulaWoman, silahkan catat tips memimpin bisnis dari perempuan yang juga sudah membentuk rumah tangga bersama kekasihnya dari masa kuliah dan kini sudah dikaruniai dua orang anak ini.
- Pastikan Kamu Punya Nilai-nilai Moral Yang Bagus
Dalam memimpin bisnisnya, Violet mempunyai 3 nilai-nilai moral teratas yang selalu dipegang teguh, yaitu 1) selalu melakukan hal-hal yang benar, 2) saling menghormati, dan 3) berani gagal dan berani belajar dari kegagalan.
“Integrity is the most important. It’s doing the right thing not just when someone is looking” katanya. Sebagai pemimpin, kamu perlu meyakinkan orang-orang yang kamu pimpin bahwa kamu akan selalu memimpin dengan integritas dan tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak etis.
Nilai moral kedua, saling menghormati, berlaku untuk siapa saja di perusahaan Violet tanpa pembedaan. “It doesn’t matter whether you are the boss, or the associate, everybody should be treated with respect.”
Menghormati satu sama lain artinya menghormati ide dan kontribusi masing-masing, tidak mengambil penghargaan untuk pekerjaan orang lain, memastikan bahwa perbuatan seperti itu tidak akan ditolerir perusahaan, dan tidak akan mengizinkan terjadinya “office politics”.
Juga, berani gagal dan berani belajar dari kegagalan, karena menurut Violet, orang yang tidak pernah berbuat kesalahan adalah orang yang selalu melakukan hal yang sama, dan jika semua orang melakukan hal yang sama maka tidak akan pernah terjadi terobosan-terobosan baru dalam perusahaan.
“So, as much as mistakes are painful, we need to let our associates know that they have the space to explore new things and we understand that there would be times when they might make mistakes but importantly we do not believe in the culture of pointing fingers and blaming others. It is just about acknowledging they have made mistakes and focusing on the solutions.”
2. Ketahuilah Bagaimana Cara Bekerja Yang Baik Dengan Partner Bisnismu
Violet mempunyai partner bisnis, yaitu suaminya sendiri, Jamie Lee, yang dikenalnya semenjak masih kuliah di University of Manchester, Inggris. Mereka merintis bisnis ini bersama semenjak belum menikah dan masih dalam ikatan pertunangan. Walaupun sempat dikomentari “crazy” oleh orangtuanya yang lebih memilih mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus dan stabil di perusahaan besar, Violet dan Jamie memilih untuk memberikan 100 persen untuk bisnis mereka.
Violet juga tahu pasti bagaimana cara bekerja yang baik dan pas dengan partner bisnisnya. Mereka membagi pekerjaan dan tanggungjawab yang sangat jelas. Karena Jamie bagus dalam hal angka dan strategi, maka ia bertanggungjawab untuk Keuangan dan Teknologi. Sementara itu, Violet yang suka bekerja dengan orang, lebih memilih fokus ke manajemen, pemasaran, hubungan masyarakat, dan penjualan. Dalam masing-masing area pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, mereka mengambil keputusan sendiri dan masing-masing memimpin tim. Walaupun begitu, ketika memutuskan strategi dan arahan secara umum untuk perusahaan, mereka akan tetap membuat keputusan bersama. Pengaturan seperti ini, menurut Violet, telah bekerja dengan sangat baik.
“Of course there would be disagreements, but we’ve come to a point where we would talk it out with our respective point of views, and ultimately we would take a step back and decide what makes more sense for the company. It’s not about on our egos or who’s right, but it’s really about doing the right thing for the company,” ujarnya.
- Ketahui Kriteria Anggota Tim Yang Kamu Inginkan
Salah satu faktor yang paling penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan adalah tentu saja anggota tim yang ada di dalamnya. Dalam menentukan kriteria staff yang pantas untuk bergabung dengan tim Lunch Actually Group, Violet menggunakan tiga lapis proses rekrutmen: wawancara teknis, wawancara kecocokan budaya perusahaan, dan wawancara kecocokan dengan tim di mana mereka akan ditempatkan. “It is more important to have someone with the right culture, because even though they may not have the right skill set yet, we are able to groom and coach them. But it doesn’t work well for people who have the right skill, but do not fit into our culture.”
Secara pribadi, Violet juga menetapkan beberapa kriteria seperti misalnya ambisius, mempunyai dorongan pribadi dan minat yang kuat untuk industri matchmaking, karena memang membutuhkan keinginan yang kuat untuk membuat perbedaan dalam kehidupan mereka yang masih single.
Sebagai seorang pemimpin, Violet selalu mencari orang-orang yang positif, rela melakukan ‘extra miles’ dan mempunyai jiwa entrepreneur untuk dijadikan anggota staffnya.
- Bergerak Pertama & Siap Fleksibel Beradaptasi
Menurut Violet, tiga strategi atau faktor terbaik yang menentukan kesuksesan Lunch Actually Group di Asia Tenggara adalah pertama, keberaniannya mengamankan ‘first mover advantage’ untuk bisnisnya. Dalam bisnis, menjadi yang pertama mempunyai keistimewaan membuat merek kita lebih mudah menjadi merek yang langsung ada di benak orang. Dalam berbagai pasar yang dimasuki oleh Lunch Actually, mereka adalah yang pertama membawa konsep modern dating untuk para profesional yang sibuk bekerja. Sehingga mereka pun selalu mengingat merek ini jika mengingat tentang modern dating.
Kedua, perusahaan ini juga selalu siap fleksibel beradaptasi dengan bekerja sama tim lokal. Dalam setiap negara yang dimasuki oleh Lunch Actually, selalu ada orang-orang lokal dalam tim Lunch Actually. Mereka yang lebih mengerti pasar dan karakteristik klien mereka, dan tim korporat pusat siap melakukan adaptasi-adaptasi yang relevan untuk produk dan layanan Lunch Actually di negara tersebut untuk menyesuaikan diri dengan kemauan pasar tersebut.
Ketiga, perusahaan ini juga kenal betul dengan pola pikir orang Asia. Dalam menggunakan jasa matchmaking, mereka punya ekspektasi tersendiri. Pengertian yang dimiliki oleh tim Lunch Actually terhadap ekspektasi Asia ini, dan kemauan mereka untuk menyesuaikan produk dan jasa yang diberika sehingga bisa memenuhi ekspektasi dan kebutuhan para klien di Asia, membuat mereka lebih sukses ketimbang beberapa perusahaan dating service dari negara-negara Barat yang berusaha untuk memasuki Asia.
- Jangan Pernah Malu Bertanya/Meminta Kesempatan
Sarannya untuk para pebisnis perempuan yang masih muda adalah, jangan pernah malu bertanya. Beberapa orang mempunyai kecenderungan untuk melakukan semuanya sendiri. Namun, sebenarnya, banyak sekali orang yang sudah melewati hal-hal yang sekarang kamu lewati. Dan jika kamu mau bertanya untuk saran, bantuan, dan sedikit petunjuk, kamu bisa kaget bahwa banyak yang siap untuk berbagi pengalaman. Jadi kamu tidak harus melakukan kesalahan yang pernah mereka lakukan.
Selain itu, Violet juga menyarankan bahwa kadang memang kita perlu mempunyai “thick skin” dan menanyakan hal-hal yang memang kamu sebenarnya malu untuk bertanya. Violet misalnya, mendapatkan info tentang adanya sebuah show baru di radio dengan segmen tentang perjodohan. Maka temannya tersebut pun menyarankan, “kenapa nggak coba masuk di show itu?” Setelah berpikir, Violet mengikuti saran temannya. Walaupun sebenarnya malu, ia mengirim email kepada sang produser show di radio, mengenalkan dirinya, dan apa yang dilakukannya, dan bertanya, apakah ia bisa berbicara di show tersebut. Dan senangnya, mereka menjawab, “Iya, silakan!”
- Yakinlah Akan Visi Yang Kamu Miliki
Violet menjawab pertanyaan tentang bagaimana perusahaannya bisa mencapai pertumbuhan yang cukup agresif dengan dua hal. Yaitu, yakinlah bahwa visi yang kamu miliki memang bisa tercapai dan milikilah anggota tim yang bisa membantumu mencapai visi tersebut.
“A lot of times, I would have a certain goal or vision in mind about where I want to be. And if you ask me then, ‘how could you do it?’, I wouldn’t know. But I like this saying: ‘If your dream does not scare you every day, it’s not big enough.’
“I really like that, and my dream definitely scares me every day, so that’s awesome! If you can’t even verbalize or put it out there to say that that’s where you want to be – chances are you’ll never get there.”
Bagian terbesar yang telah membantu Violet menjawab pertanyaan, “bagaimana caranya?” adalah dengan menemukan orang-orang yang tepat untuk bersama-sama membangun perwujudan visinya.
“To be where we are now, I definitely did not do it on my own. A lot of times, when you have an empowering vision and people find meaning in what you’re trying to accomplish, you can get the right people to build it up with you. And in the last 12 years we have been very blessed to have found people who believed in our vision and worked so hard to make our vision a reality.”
- Ingat Alasan Kenapa Kamu Ingin Melakukannya
Dalam perjalanan 12 tahun membangun bisnis, Violet mempunyai banyak momen dimana ia ingin menyerah, karena merasa begitu down. Namun ia selalu ingat, bahwa 12 tahun yang lalu, bersama Jamie, ketika hanya ada mereka berdua, mereka sudah menulis pernyataan visi dan misi perusahaan. Dan ketika ia merasa begitu ingin menyerah dan perjalanan bisnis ini terasa begitu sulit, ia selalu membaca ulang lagi pernyataan visi dan misi tersebut. Hal itulah yang membuatnya bisa terus melanjutkan apa yang ia lakukan, karena mengetahui bahwa ada tujuan yang ingin dicapai, ada tujuan kenapa ia melakukan hal-hal yang ia lakukan saat ini.
“If you have not already done it, find out your Why. Why are you doing what you are doing? And let that be your focus.”
Dan ketika kamu merasa down, coba ingat bahwa memang tidak realistis mengharapkan diri kita untuk selalu positif dan terdorong setiap waktu. Penting untuk menyadari bahwa ada momen-momen dimana kita lagi “terbang” dan lagi “jatuh”. Namun, sebagai pemimpin, cobalah untuk membatasi saat-saat dimana kita merasa down dan gunakan waktu tersebut untuk introspeksi diri, untuk menajamkan diri, dan kembali bekerja dengan lebih kuat dan lebih baik.
- Jika Ingin Menjadi Nomor Satu di Industri Kita, Buatlah Inovasi Terus Menerus
Lunch Actually selalu berusaha mengikuti trend pasar yang berlaku di dunia perjodohan dan terus berusaha menambah offering yang dimiliki untuk target pasarnya. Misalnya saja, ketika trend Tinder mulai menyebar, Lunch Actually pun ikut menawarkan LunchClicks. Begitu juga setelah mengetahui bahwa banyak yang merasa lebih nyaman jika ia bisa melihat profil calonnya dulu sebelum bertemu untuk kencan. Maka dibentuklah eSynchrony.com. Mengetahui bahwa singles juga butuh coaching dalam berbagai hal termasuk image, relationship skills, dan dating skills, maka Violet pun tak ragu meluncurkan Lunch Actually Academy.
“When we first started, we only had 1 product. And we realized that there’s no 1 perfect product for singles. This service may work great for single A but may not be the case for single B.
So we have been on the ground and talking to singles and finding out the trends and their needs, and from there we have constantly innovated and seen what’s the next big thing, and that’s how we have continued to be the market leader.”
RulaWoman, yuk pertajam kepekaan pikiran saat melihat trend dan kemudian kejar kesempatan yang ada dengan bergerak secara dinamis dan cepat, seperti kiat yang dicontohkan Violet.
Always Look Forward!
Dalam menjalani pekerjaan ataupun bisnis, tentunya banyak sekali yang harus kamu lewati, termasuk melewati proses-proses di mana kamu banyak berbuat kesalahan atau mengambil keputusan yang ternyata berakibat kurang bagus. Menurut Violet, anggap saja semua adalah pelajaran yang memang harus kamu lewati. Selalu berpikir positif dan bersyukur bahwa hal tersebut tidak lebih buruk dari yang sudah terjadi. Namun, kuncinya, jangan pernah jumawa ataupun menyesal, melainkan harus selalu mengambil hikmah dari kesalahan dan pastikan bahwa kamu menjadi orang yang lebih baik ke depannya karena adanya kesalahan kamu tersebut di masa lalu.
“Saya adalah seseorang yang selalu melihat ke depan. Jika saya melihat ke belakang, dan introspeksi tentang kesalahan – kesalahan yang lalu, saya yakin ada banyak kesalahan. Namun, saya tidak menyesalinya, karena saya belajar sesuatu dari setiap kesalahan yang saya buat. Dan jika kesalahan itu tidak terjadi saat itu, mungkin saja kan malah jadi lebih buruk di masa depan. Untuk kesalahan-kesalahan tersebut, bisa dibilang bahwa saya senang-senang saja bahwa hal itu terjadi karena telah membantu saya untuk menjadi diri saya yang selalu terus menerus berusaha mengembangkan bisnis saya sampai ke tingkat yang sekarang.”
- Ketika Keadaan Sedang Sulit…
Perempuan secara kodrat memang kadang sering lebih emosional dan reaktif dibandingkan pria, termasuk ketika keadaan sedang terasa sulit. Violet mengatasinya dengan memberikan batas waktu kepada dirinya untuk tenggelam dalam emosi atau mengasihani diri sendiri sebentar saja.
Kiat ini bisa kamu pakai jika kamu sedang merasa overwhelmed dan emotional, karena memang beban seorang pemimpin bisnis lumayan berat. Apalagi jika kamu mempunyai support system atau jaringan yang terbatas. Berikan kesempatan kepada dirimu untuk merasakan apapun yang kamu rasakan, namun jangan membuat dirimu stuck lebih lama dalam keadaan tersebut. Keep going and keep pushing yourself.
“Izinkan diri kamu untuk mengasihani diri sendiri untuk sebentar saja, tapi jangan terlalu lama. Kemudian tetap lanjutkan perjalanan.”
- Ikuti Kata Hatimu!
Dalam mengambil keputusan, tentunya RulaWoman harus bersikap obyektif dan rasional. Namun, ada kalanya, keputusan yang kita ambil mengikuti pilihan feeling atau hati nurani. Nah, kata Violet, jangan takut mengikuti kata hatimu. Terkadang, memang pilihan yang jelas tidak kelihatan dengan kasat mata, melainkan harus menggunakan mata hati untuk memilih. Stick to your gut, ya RulaWoman!
“Generally, i’m an instinctive person. A lot of times, to be a responsible leader (and decide on priorities and directions), I would evaluate the data available, the information I have in hand, talk to experts on the matter, and talk to my team members who have insights on this matter. But ultimately, if it’s still not very clear if we should proceed or not, I will go with my gut feeling.”